Ketika
perasaan itu terusik oleh sesuatu maka ia akan menganas saat kamu
mengganggunya,,
Waktu itu kami berada disuatu tempat, dimana kami
beribadah bersama. Aku dan beberapa orang temanku memiliki tugas pelayanan
untuk menyanyi malam itu. Hari itu tampaknya moodku baik-baik saja. Tidak ada
tanda-tanda akan adanya mood yang tidak menyenangkan melanda. Ibadahnya belum
dimulai, kami menunggu sambil berlatih dengan suara agak pelan. Satu per satu
orang berdatangan, tak satu pun kami kenal, sampai masuknya seorang gadis yang
berparas cantik. Dia menyapa gadis itu. Sepertinya dia mengenal gadis itu, dan memang
benar dia mengenalnya. Gadis itu adalah temannya. Dia pun berpindah
tempat duduk ke tempat temannya itu, di sana dia bercanda tawa dengan
gadis itu, sungguh pemandangan yang membuat iri, tetapi pertahananku masih
cukup kuat untuk mengabaikan semua itu. Tetap memfokuskan pikiran ke arah yang
positif.
Setelah menunggu lama, akhirnya ibadah pun mulai. Aku
duduk bersama sepasang kekasih yang adalah temanku juga. Mereka berdua sibuk
bercanda tawa berdua, sedangkan aku berusaha berkonsentrasi dengan ibadahnya.
Beberapa saat kemudian, temanku yang cewek membisikankan kepadaku sesuatu,
“Apakah kau tidak jealous ?”
“Jealous karena ?”
“Lihatlah dia dan gadis itu begitu akrab ?”
“Oh,,dia adalah temannya..”
Demikianlah percakapan itu terjadi, walaupun
jawabanku cukup tegas dan yakin, tetapi sebenarnya hatiku risau menjawab
pertanyaan seperti itu. Aku berusaha tetap bersikap cool dan tidak peduli.
Setelah ibadah selesai, dua orang temanku yang cowok
mengusik ketentramanku. Mereka mulai dengan sengaja menjelek-jelekkan kelakuan
dia dihadapanku. Aku berusaha membelanya dan berusaha menahan diri untuk tidak marah, tetapi ternyata pertahananku hancur,
aku marah dan membentak-bentak mereka dengan kasar. Aku tidak mau begini,
tetapi apa boleh buat, semuanya telah terjadi, aku telah berlaku kasar, tetapi
aku juga tidak dapat menahan ledakan amarah yang berkecamuk di dalam hati ini.
Rasanya saat itu aku ingin sekali menangis tetapi malu, karena ini di tempat
orang ibadah dan banyak orang. Perasaan ini rasanya sangat terusik. Sebenarnya bukan hanya karena terusik oleh mereka yang menggangguku, tetapi sedikit terusik juga oleh pemandangan yang sebenarnya ku amati dari tadi. Akhirnya aku memilih untuk menangis dalam hati…
“Pertahanan emosi yang kupendam,
akhirnya runtuh juga,, Aku tak dapat menahan kejolak amarah dan kulampiaskan ke
mereka yang tidak paham apa-apa tentang perasaanku saat itu..padahal mereka hanya bermaksud untuk bercanda..”
Hanya aku dan perasaan ini yang saling
mengerti..
0 komentar:
Posting Komentar